Bogor, 11 Juli 2025 — Di tengah tantangan pangan global, harapan tumbuh subur di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan. Sebidang lahan yang biasanya sepi, hari ini menjadi pusat perhatian, ladang jagung simbol ketahanan pangan disulap menjadi ajang kolaborasi strategis antara Polri dan DPD LDII Kota Bogor.
Dalam rangka program Ketahanan Pangan Polri Triwulan III (10/07), dilakukan penanaman jagung perdana sebagai bentuk nyata dukungan terhadap ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari akademisi, ormas, hingga petani lokal menandai awal dari sebuah gerakan bersama yang mengakar kuat di tingkat komunitas.

Acara dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Camat Bogor Selatan, Danramil, Lurah, hingga perwakilan dari Fakultas Pertanian dan FEM IPB, organisasi masyarakat seperti KWT/KTD Rancamaya, Senkom, Bakoma, Polmas Raya, dan warga RW 01 serta RT 01 Rancamaya. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bukan hanya wacana, tapi komitmen lintas sektor.
Kasat Binmas Polresta Bogor Kota, Kompol Waluyo, S.H., M.H dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas keterlibatan LDII dan dukungan dari para ahli pertanian. “Kami sangat mengapresiasi LDII yang membuka diri untuk bersinergi. Apalagi kegiatan ini juga didampingi para akademisi dari IPB. Ini bukan hanya soal tanam jagung, tapi juga investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya berbicara di podium, Kompol Waluyo juga menyampaikan dalam wawancara bahwa kerja sama ini adalah bagian dari strategi besar Polri mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kontribusi riil. “Mudah-mudahan program pemerintah ini, khususnya untuk komoditas jagung dapat berjalan sukses dan memberi manfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Sementara itu, Radjab Tampubolon, Ketua DPD LDII Kota Bogor, menegaskan bahwa program ketahanan pangan ini adalah salah satu prioritas utama LDII, sejajar dengan pendidikan dan kesehatan. Dalam sambutannya, ia memaparkan kesuksesan LDII sebelumnya dalam mengembangkan bibit sorgum bersertifikat, dan kini menaruh harapan besar terhadap potensi pengembangan jagung unggul.
“Kami menyambut baik inisiatif Kapolresta untuk menjadikan kawasan ini produktif. Sinergi dengan KWT, ormas, dan warga sekitar akan menjadi kekuatan utama. Karena prinsip kami: semua tidak bisa semua, tapi semua harus bisa bersama-sama,” jelas Radjab.

Dalam kegiatan ini, para akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) turut serta mendampingi proses penanaman jagung sebagai bagian dari penguatan sains dan teknologi dalam pertanian berbasis komunitas. Peran serta masyarakat, terutama ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT), menjadi fondasi kuat dalam membumikan semangat gotong royong.
Penanaman jagung kali ini memang baru langkah awal. Namun, jika dijalankan secara berkelanjutan, program ini bisa menjadi model pertanian berbasis kemitraan antara institusi keamanan, organisasi masyarakat, akademisi, dan warga. Bukan hanya untuk Bogor, tapi untuk daerah lain yang ingin mandiri pangan.
Tim Redaksi: Attahira Bilbina (Reporter) / Putut Waringin Jati dan Fajar Febrian Azizi (Fotografer) / Gina Nur Rahma Gustiani (Editor)